Membangun Budaya Literasi Bersama CABACA Parepare

From @Cabaca_parepare 12.12.19

Menanamkan sikap membaca pada diri kita memang sangat karena di sebabkan begitu banyak faktor yang mempengaruhi. di sebabkan karena begitu sibuk dalam berbagai kegiatan, contohnya selalu bekerja dan lain sebagainya.

Pepatah memiliki makna yang begitu berartinya, yaitu kebiasaan membaca pada hidup seseorang. Bahkan soekarno pernah berkata: "Aku lebih senang pemuda yang merokok dan minum kopi sambil diskusi tentang bangsa ini, dari pada pemuda kutu buku yang hanya memikirkan diri sendiri" Oleh karena itu membaca sangatlah penting dan selalu di barengi dengan diskusi, sejak anak masih berusia dini.

Membahas literasi tentunya pikiran kita pasti akan selalu tertuju pada membaca, membaca dan membaca sebuah buku. Literasi secara harfiah adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca. Budaya literasi yang dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya. Oleh karena itu, hal ini merupakan sebuah budaya maka pembiasaan menjadi isu paling utama dalam memahami sebuah buku. Membaca juga menjadi pembeda antara masyarakat primitif dan modern.

Saat ini literasi memiliki arti luas, sehingga keberadaanya bukan lagi bermakna tunggal melainkan mengandung beragam makna (multi literacies).

Ada bermacam-macam keberaksaraan atau literasi , misalnya literasi komputer (computer literacy), literasi media (media literacy), literasi teknologi (technology literacy), literasi ekonomi (economy literacy), literasi informasi (information literacy), bahkan ada literasi moral (moral literacy).

Kirsch dan Jungeblut dalam buku Literacy: Profile of America’s Young Adult mendefinisikan literasi kontemporer sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi tertulis atau cetak untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi dirinya dan masyarakat. Literasi berperan penting dalam setiap aspek kehidupan manusia. Seorang dikatakan literat jika ia sudah bisa memahami sesuatu, karena membaca informasi yang tepat dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahamannya terhadap fenomena tersebut. Ia telah melakukan serangkaian kegiatan mulai dari memahami, mengumpulkan informasi, melakukan seleksi terhadap informasi tersebut, dan memanfaatkannya untuk menyelesaikan masalah.

Sebuah survey dari Program for International Students Assessment (PISA), Indonesia dalam pertama kali keikutsertaannya pada tahun 1997 berkaitan dengan budaya literasi menempati peringkat 40 dari 41 negara yang berpartisipasi. Selanjutnya pada tahun 2000 dalam survey yang sama Indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara partisipan. Ini menunjukan budaya literasi kita harus ditingkatkan terus menerus.

Salah satu kegiatan sederhana yang dapat dirancang guru untuk meningkatkan minat baca adalah :
  • Memulai dengan mengajak Peserta didik mengamati objek (sesuai KD) atau membaca teks,
  • Membuat pertanyaan kritis tentang objek (dilakukan peserta didik),
  • Mengumpulkan informasi untuk menjawab pertanyaan tersebut (informasi dari pengalaman atau pengetahuan siswa),
  • Menambah sumber utama (tambahan informasi dari fasilitator/guru, surat         kabar, internet),
  • Mengolah informasi yang telah didapat,
  • Menyusun laporan berdasarkan berbagai informasi yang didapat,
  • Melaporkan atau mempresentasikan hasilnya,
  • Memberi masukan terhadap laporan yang telah dipresentasikan,
  • Merevisi hasil berdasarkan masukan teman dan guru,


Comments